Kamis, 07 Oktober 2010

Pendidikan dan Pengangguran

Allah berfirman dalam surat Al-Mujadilah ayat 11 yang berbunyi:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan dan berilmu pengetahuan beberapa derajat. (Al-Mujadalah: 11)

Ayat di atas menegaskan bahwa jika kita beriman dan berilmu pengetahuan maka Allah akan mengangkat derajat kita ke tempat yang tinggi. Beriman dalam arti yakin dengan seyakin-yakinnya kepada Allah SWT, kemudian diwujudkan dengan mematuhi perintah serta menjauhi larangan Allah SWT dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan konsep iman yaitu meyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan, serta diikuti dengan perbuatan. Berilmu pengetahuan berarti kita memiliki pengetahuan dan keahlian pada bidang tertentu. Orang-orang yang seperti ini dijanjikan Allah SWT akan mendapat derajat yang tinggi, baik di dunia maupun di akhirat. Bentuk nyata yang kita rasakan adalah kemudahan dalam berbagai urusan, atau dalam istilah lain dunia yang akan mencari kita bukan kita yang akan mencari dunia, pekerjaan yang akan mencari kita bukan kita yang mencari pekerjaan.

Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah SWT menganjurkan kita untuk menuntut ilmu, salah satunya melalui jenjang pendidikan resmi. Pendidikan resmi pada saat sekarang tersebar dimana-mana sehingga setiap tahunnya menghasilkan lulusan dari berbagai jenjang pendidikan. Meskipun demikian, lululusan tersebut banyak yang menganggur. Salah satu jenjang pendidikan seperti perguruan tinggi misalnya, meluluskan 900.000 sarjana setiap tahunnya. Namun 409.890 sarjana menjadi pengangguran terdidik (Kemendiknas, 2009). Keaadaan ini memunculkan pandangan negatif masyarakat terhadap pendidikan. Masyarakat mulai memandang sinis terhadap pendidikan karena sebagian besar sarjana menganggur sehingga banyak yang mulai meragukan pentingnya pendidikan.

Banyaknya pengangguran terdidik disebabkan oleh berbagai hal, seperti rendahnya mutu pendidikan, lapangan kerja yang terbatas, kurangnya usaha pemerintah mengatasi pengangguran, serta rendahnya mutu sarjana. Salah satu sebab yang sering saya jumpai adalah rendahnya kualitas para sarjana. Hal ini diakibatkan oleh kesalahan pola pikir mereka. Mereka tidak memandang pendidikan sebagai sarana untuk menuntut ilmu pengetahuan, tetapi sebagai syarat untuk mencari pekerjaan. Tujuan mereka mengikuti pendidikan adalah mencari ijazah, gelar, gengsi, dan lain-lain. Akibatnya, mereka tidak memiliki keahlian yang mumpuni karena dari awal memang tidak diniatkan untuk mencapainya. Dalam hal ini Rasulullah SAW menjelaskan bahwa setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Jika mereka mengikuti pendidikan untuk mencari gelar, gengsi, dan pekerjaan maka mereka akan mendapatkannya, tapi mereka tidak akan mendapat ridha dan kemudahan dari Allah SWT. Padahal Allah SWT telah menjanjikan, orang yang berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya. Itulah janji Allah SWT, dan siapakah yang paling menepati janji selain Allah SWT???