Selasa, 09 Desember 2008

Jeritan Anak Bangsa



Indonesia vs Singapura 0-2
Kemarin malam saya menyaksikan langsung piala AFF di Gelora Bung Karno antara negara kita tercinta melawan negara yg cm sebesar wilayah Jakarta yaitu Singapura.
data mengenai kedua negara sbb:

Indonesia
Luas : 1.922.570 km²
jumlah penduduk: 238.452.952 jiwa
PDB: US$1.038 miliar

Singapura
Luas : 692,7 km²
Jumlah Penduduk: 4.483,900 jiwa
PDB: US$124 miliar

namun data-data di atas tidak berpengaruh di lapangan sepakbola, Indonesia harus menyerah dua gol tanpa balas.

disamping kekalahan tersebut ada yg lebih mengecewakan saya yaitu sikap dan ulah penonton.

sebelum pertandingan akan dimulai, ada upacara menyanyikan lagu kebangsaan. ketika lagu kebangsaan Singapura dikumandangkan, para penonton Indonesia bersuit-suitan bahkan ada yg mengacungkan jari tengahnya!!!
saya jadi bertanya, " bagaimana mungkin kita minta di hargai jika kita sendiri tidak bisa menghargai orang lain."

ketika pemain singapura yang berkulit hitam (Agu Casmir) membawa bola, serentak para penonton menirukan suara monyet, untung hal ini tidak diketahui lembaga sepakbola dunia dan asia (FIFA&AFC), bisa-bisa kita dijatuhkan sanksi berat.

ketika indonesia sudah tertinggal 2 gol, para penonton yang ada di tribun atas melemparkan botol air mineral, bahkan ada yang berisi air kencing. botol tersebut dilempar ke dalam lapangan, tetapi tidak sedikit yang jatuh k tribun bawah dan mengenai penonton Indonesia lainnya. saya menjadi bingung, mengapa mereka malah melempari sesama penonton indonesia, bukankah kita mendukung tim yang sama, bekebangsaan sama, dan memiliki asa yang sama.

Saya menyimpulkan bahwa suasana di stadion tersebut merupakan potret bangsa indonesia saat ini. inilah bangsa yang sedang mengalami krisis moral dan krisis identitas. semua orang mengejar kepuasan pribadi walaupun harus mengorbankan hak orang lain, menghancurkan orang lain bahkan menggadaikan tanah airnya sendiri. Walaupun ada yang berbicara mengenai nasionalisme, tapi itu dilakukan sebagai propaganda politik yang bermuara pada kepentingan pribadi dan golongan.
saya tidak berani membayangkan masa depan Indonesia, karena hingga saat ini justru orang-orang oportunis tersebut yang menguasai bangsa ini.

oh.. Indonesia ku malang.......

Senin, 24 November 2008

Filsafat Administrasi


Kita lebih sering menemukan permasalahan yang salah daripada menemukan solusi yang salah dari suatu permasalahan yang benar